Thursday, January 22, 2009

ada puisi (lagi)

ada puisi lagi (seneng banget sih nih orang nulis puisi???)
temanya agak lain dari biasanya .

Pasar Pagi

Baru kemarin,
kulihat anggunnya ketegaran manusia,
dalam hingar bingar sebuah pasar,
sebuah roda kehidupan besar,
di tengah pahit getir hidup manusia.

Para penghuni pasar,
pria-pria bertekad baja,
wanita-wanita perkasa,
mereka jual apa yang mereka hadapi,
mereka gadaikan peluh mereka,
demi membeli senyuman,
hasil kerja semenjak pagi buta.

Mereka hirup amis darah dan bangkai,
demi menghirup harumnya dunia ini,
mereka alirkan keringat mereka,
untuk mengalirkan kebahagiaan dalam jiwa.

Walau matahari takkan terbit esok hari,
walau dunia terus mengeras tiada henti,
senyum mereka takkan pernah pudar,
senyuman-senyuman yang dibingkai oleh keagungan Tuhan,
sebagai lukisan kehidupan terindah yang pernah ada.

Ditulis untuk para pedagang Pasar Madyopuro,
yang sudah kerja mulai pukul 4 pagi.

hidup ini keras, bung !

capek . .
kesel . .
pusing . .
hidup emang edan . .
entah ortu yang kadang agak cerewet, masalah idealisme diri, masalah ama pergaulan, . . semuanya gilak . .
aku gak tau sapa yang salah . . sampai suatu titik aku ngerasa semuanya kejem . . setiap orang di dunia berkonspirasi untuk ngelawan aku . . setiap detik rasanya dimasukin ke badanku kayak obat2an terlarang disuntikin ke pembuluh orang2 yang seneng kejet-kejet itu . . aku pikir aku bisa mati karena semua itu . . tinggal bikin liang, terus terjun bebas ke dalemnya, ke dalem alam barzakh yang dingin itu . .

tapi, seperti seniman dapet inspirasi - seperti jin dapet sajen, aqu akhirnya tersadar, bangun, siuman, dan bangkit . . bangkit dari liang kubur, siuman dari koma yang panjang, bangun dari mimpi edan ini, tersadar kalo gak ada yang keliru . .

sampai akhirnya, aku buat kesimpulan yang dibuat ama orang-orang stress, orang-orang yang hampir mati :

"Kalo kamu ngerasa ada yang salah ama dunia, berarti ada yang salah ama kamu."

Tuesday, January 6, 2009

Nama (siapa) ini . . '?

Sepatah Nama . .

Tiap kubisikkan namamu
hanya terucap sepatah kata
derita
menghiasi tiap derap waktku
dengan gelapnya bayangmu.

Kau ajak diriku
melompati ruang
menembus waktu
melayang di atas mimpi-mimpi
mimpi indah yang kita hirup bersama
mimpi indah yang hanya akan menjadi racun.

Kau buka mataku akan cinta
kau buka hatiku akan derita
kau teriakkan sebait keindahan
kau bisikkan pula sebaris duka.

Memandang matamu
gelapkan mataku
dengan seberkas cahaya
cahaya putihnya mati
dan gelapnya hidup.

Sepotong kenangan indah
berukir luka hari ini
hanya itulah yang tersisa
di tiap sisi namamu
di dalam hatiku.

Ditulis untuk sebuah nama dengan tiga lambang,
yang sudah bangunkan aku, lalu jatuhkan aku lagi.